Harapan muslimah buat bakal zauj yang dirahsiakan Allah :
Wahai seseorang yang telah tertulis dalam lauhul mahfudz, imam ku dan ayah dari anak-anakku, engkau yang akan bersama melalui perjalananku nanti...
Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, melayakkan dirimu untuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dan buah hatimu kelak.
Aku percaya kau sedang menempah dirimu dalam beribu dugaan dengan meletakkankan dirimu sendiri pada medan dakwah dan masalah ummah... Mencampakkan jauh egomu, membaktikan dirimu untuk ummah.
Aku percaya kau sedang mengkaji, kau sedang belajar, belajar ilmu dunia dan ilmu akhirat, yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti.
Aku percaya Al-Qur'an selalu ada dalam hatimu, selalu terucap dari bibirmu dan zikir selalu terlafaz menemani langkah jihadmu.
Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu, menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu.
Aku percaya kau sudah merancang hidupmu, hidup kita, keluarga kita, nantinya juga untuk dakwah, untuk ummat, dan hanya keranaNya.
Aku percaya, kau sedang melayakkan diri dan terus memperbaiki diri disana, di belahan bumi manapun kau berada.
Dan harapan wanita kepada dirinya sendiri :
Aku pun begitu sayang.
Aku sedang belajar, belajar menempah diri, menjauhkan egoku demi ummah, membaktikan diriku untuk orang lain,agar baktiku padamu juga sempurna.
Aku sedang belajar, meniti dakwahku, meniti cita-cita duniaku, meniti cita-cita akhiratku, agar kelak keluarga islami dan keluarga Qur’ani yang aku inginkan nanti dapat kubangun bersamamu.. Kerana kau tahu? Meskipun kau imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti.
Aku sedang belajar menjaga diri, menjaga pandangan dan hatiku, agar ketika kau memiliki hati ini, hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu.
Aku sedang menempah diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu mengadu resah.. Seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa.. Seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam selalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu.
Aku pun ingin menjadi ‘Aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang, seorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu, seseorang yang mencintaimu dengan cemburunya, namun kau rasakan sakitnya, saat ia tersakiti, hingga kau katakan pada yang lain “Janganlah kau sakiti aku dengan cara menyakti ‘Aisyah”.
Aku ingin menjadi Fatimah, yang tak kau bagi cintamu pada yang lain.. Bukan kerana aku tak percaya kau tidak dapat berlaku adil, tapi kerana aku ingin mencintaimu dengan sempurna, tanpa diganggu oleh cemburuku, itu saja.
Tak kalah lagi, aku ingin menjadi seperti Hajar, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi dipelukan. Tak takut akan kehilanganmu, kerana keyakinanku pada Rabbku lebih besar daripada yakinku padamu, cintaku padamu tak akan mengalahkan cintaku pada Rabbku. Usahaku ini tidak mudah sayang, begitupun usahamu. Ku yakin itu, maka tetaplah dalam jihadmu. Tetaplah dalam usahamu. Tetaplah dalam ikthiarmu. Aku yakin kau kuat disana, dan doakanlah agar aku juga kuat di sini dalam jihad dan ikhtiarku, bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu, ku mohon kerana doa yang dapat menolongku hingga saatnya, kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh deen dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama dan nanti, terimalah aku apa adanya jika aku belum dapat menjadi Khadijahmu, ‘Aisyahmu atau bahkan menjadi seperti Hajar tetapi bimbinglah aku menjadi seperti mereka dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti untuk melanjutkan perjuangan dakwah ini..
Khas untukmu yang ada disana, kuatlah. Dan bersabarlah, bawalah aku dalam doa dan sujudmu, agar cinta kita nanti, hanya keranaNya. Aamiin...
No comments:
Post a Comment